Jumat, 11 April 2014

NASIHAT

NASIHAT
LONCENG
Di sebuah daerah di pinggir pantai, berdiri sebuah kuil dengan seribu lonceng. Setiap malam, kuil itu mendentangkan lonceng – loncengnya. Suaranya terdengar indah dan menjadi hiburan tersendiri buat orang – orang yang tinggal di dekatnya.
            Berabad – abad lamanya kuil itu berdiri tegak. Namun, berabad kemudian kuil 1000 lonceng itu hanya bisa dikisahkan lewat dongeng sebelum tidur. Kuil itu telah lenyap bersama air laut. Orang – orang tua menceritakan kisah itu kepada anak – anak mereka dan berkata bahwa lonceng – lonceng itu tetap berbunyi setiap malam di dasar samudra. Sayang, tak banyak dari mereka yang dapat mendengar dentang 1000 lonceng itu. Kuil 1000 lonceng kini menjadi legenda dan keberadaannya tetap menjadi rahasia.
            Namun, ada seorang pemuda yang percaya dengan kisah itu. Ia ingin sekali mendengar suara lonceng itu. Kini ia berdiri di bibir pantai, mendengar dengan seksama, berharap dapat di dengarnya bunyi lonceng itu. Tapi, telah beberapa jam ia berdiri di sana, tak satu suara lonceng pun terdengar. Keesokan hari, sang pemuda mencoba lagi. Namun tetap saja hanya debur ombak dan suara angin yang didengarnya. Orang – orang di sanan pun mulai mencemooh si pemuda. Hanya ada satu orang tua yang peduli dengannya, dan mendukung sang pemuda, “jangan menyerah, nak. Temukan suara itu di dalam heningmu. Dengarlah keindahannya dalam damai hatimu.”
            Sang pemuda kembali melanjutkan pencariannya setiap malam. Suatu ketika ia kembali duduk di pinggir pantai menatap laut di depannya. Pendengarannya di pasang kuat. Matanya terbuka tetap terjaga. Hening. Telinganya mulai terlatih untuk membedakan suara buih dan deru angin.sesaat lirih terdengar suara lonceng di telinganya. Sayup – sayup suara itu makin keras. Satu, dua, tiga, lonceng yang berdentang. Sang pemuda terus berkonsentrasi. Suara – suara itu mulai jelas. Ah, kini ia mulai menikmati suara yang berdentang. Kuil 1000 lonceng itu terlihat nyata dalam pendengarannya.
            Pencarian sang anak muda kini berakhir. Suara genta itu bersahutan di telinga. Ada harmoni keindahan music yang sedang menjalar dalam hatinya. Kuil itu telah ditemukan dan hal itu membutuhkan banyak perjuangan. Kuil lonceng itu hanya bisa di dapatkan oleh mereka yang mau sabar untuk menekuni setiap suara yang datang. Kuil itu hanya bisa di dengar oleh oleh mereka yang berada dalam kedamaian.
            Saya percaya di setiap hari kita ada seribu lonceng yang berdentang bercerita tentang kebahagiaan. Saya pun percaya di dalam kalbu kita itu akan slalu terdengar 1000 lonceng yang memainkan nada ketentraman. Di lubuk kita akan slalu ada 1000 lonceng yang besahutan membunyikan kedamaian. Dan di sana akan terdengar genta – genta itu dengan setia bersenandung kepada kita tentang kebijaksanaan.

            Saya percaya tak hanya butuh telinga untuk dapat mendengarkan semua keindahan itu. Tapi, kita juga butuh nurani yang bersih, dan kalbu yang suci. Kita juga akan butuh ketekunan dan kesabaran. Suara 1000 genta “keindahan” itu hanya akan di dengar oleh mereka yang terbiasa untuk membedakan antara amarah dan cinta. Bunyi 1000 nada “kedamaian” itu hanya akan mengisi mereka yang mampu memilah mana percaya diri dan putus asa. Temukanlah dalam hening dan damai hati kita.